Senin, 25 April 2022

State of Art Kajian Teori Semoitika pada film Midsommar

 

Film adalah sebuah karya seni yang yang menjadi bagian dari masyarakat selain menjadi media hiburan juga sebagai sarana untuk menggambarkan keadaan yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat. Menurut Wibowo (dalam Rizal, 2014) film adalah suatu alat untuk menyampaikan berbagai pesan kepada khalayak umum melalui media cerita, dan juga dapat diartikan sebagai media ekspresi artistik bagi para seniman dan insan perfilman untuk mengungkapkan gagasan dan ide cerita yang dimilikinya.

Pada tahun 2019 terdapat film yang sempat menggemparkan masyarakat karena adegan kekerasannya. Film itu berjudul Midsommar. Midsommar adalah film horror gore yang disutradai oleh Ari Aster, sutradara yang juga membuat film legendaris Hereditary. Midsommar bercerita tentang pasangan yang sudah mengalami hubungan yang di ujung tanduk, lalu mereka memutuskan berlibur ke Swedia untuk mencari jalan tengah dalam hubungan mereka. Di sana mereka bertemu dengan sekelompok orang yang sedang melakukan ritual dalam sekte aneh.

Ferdinand de Saussure dalam Course in General Linguistic mendefinisikan semiotika sebagai ilmu yang mengkaji tentang tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial. Semiotika juga tidak hanya meneliti mengenai signifier dan signified, tetapi juga hubungan yang mengikat mereka, tanda yang berhubungan secara keseluruhan.

Semiotika merupakan suatu studi ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda dalam suatu konteks skenario, gambar, teks, dan adegan di film menjadi sesuatu yang dapat dimaknai. Dalam film Midsommar mempunyai keunikan yaitu ketika film bergenre horor biasanya menampilkan adegan-adegan horor yang biasanya identik dengan suasana gelap atau berlatar pada malam hari, tetapi Midsommar menghadirkan suasana horor yang ada di siang hari. Film ini juga terdapat unsur-  unsur sekte atau kebudayaan berbeda yang sangat menarik untuk diteliti. Film bergenre horor sangatlah populer dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia, namun jika dilihat sekarang industri film horor jarang menawarkan sesuatu yang baru yang menarik perhatian penonton khususnya di Indonesia. Alur cerita yang sudah-sudah dan titik jual utama sebuah film horor buatan Indonesia yang jarang terfokus pada simbol film horor namun pada objektifitas tubuh wanita membuat genre horor pada umumnya di pandang sebelah mata, dan timbul rasa kekecewaan dan jenuh dari penonton dan penikmat genre horor. Diharapkan Midsommar dapat membawa angin segar kepada genre horor dan memuaskan para penggemar genre horor dengan keunikan dalam film tersebut. Terlepas dari banyaknya kontroversi yang menyangkut film Midsommar ini, film ini sangatlah menarik untuk diteliti teori semiotikanya lebih dalam.

Kajian ini menggunakan pendekatanjenis kuantitatif dan juga metode analisis isi. Melalui metode dan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti mendapatkan hasil temuan bahwa pada film Midsommar terdapat berbagai bentuk paganisme yang muncul. Kemunculan paganisme dalam film tersebut memiliki jumlah frekuensi masing-masing. Diantaranya adalah ada bentuk paganisme pada sebuah adegan (scene), dialog yang diucapkan tokoh dalam film, serta simbol-simbol yang muncul selama film berlangsung. Penelitian ini tidak untuk mencari dominasi frekuensi paganisme, melainkan memecahkan dan mengerucutkan bahwa dalam film tersebut terdapat bentuk-bentuk paganisme yang beragam serta jumlah frekuensi kemunculannya. Dari pembahasan di atas maka film Midsommar memuat unsur paganisme, yakni:

a. Simbol Pada kategori simbol terdapat 75 kemunculan simbol paganisme. Perincian simbol tersebut yakni simbol  Norse Runes (Elder Futhark) muncul sebanyak 16 jenis dengan total kemunculan 33 kali muncul, Norse Runes (Elder Futhark) Reversed muncul sebanyak 6 jenis dengan total kemunculan 16 kali muncul, dan simbol paganisme muncul sebanyak 8 jenis dengan total kemunculan 26 kali muncul.

b. Adegan Pada kategori adegan terdapat 50 kemunculan adegan paganisme. Perincian simbol tersebut yakni adegan ritual muncul sebanyak 3 jenis dengan total kemunculan 4 kali muncul, pakaian muncul sebanyak 2 jenis dengan total kemunculan 31 kali muncul, dan perhiasan muncul sebanyak 1 jenis dengan total kemunculan 15 kali muncul 

c. Dialog Pada kategori dialog terdapat 15 kemunculan dialog paganisme. Perincian dialog tersebut yakni doa muncul sebanyak 4 jenis dengan total kemunculan sebanyak 9 kali muncul dan pada dialog yang menjelaskan terkait paganisme muncul sebanyak 6 kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar